ISO 31000 adalah standar internasional yang mengatur tentang manajemen risiko. Standar ini memberikan panduan umum untuk mengelola risiko dalam suatu organisasi atau proyek. ISO 31000 pertama kali diterbitkan pada tahun 2009, dan sejak saat itu telah mengalami beberapa perubahan. Pada tahun 2016, ISO 31000 diperbarui untuk menyesuaikan dengan perkembangan terbaru dalam ilmu manajemen risiko.
Manajemen risiko berdasarkan ISO 31000 adalah suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko. Proses ini dapat digunakan dalam segala jenis organisasi, baik publik maupun swasta, dan untuk segala jenis risiko. Manajemen risiko dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin timbul dari suatu risiko, dan memaksimalkan potensi keuntungan yang mungkin muncul dari risiko tersebut.
Prinsip Kerja Dalam Manajemen Risiko ISO 31000
Prinsip-prinsip manajemen risiko berdasarkan ISO 31000 adalah sebagai berikut:
- Pertimbangkan seluruh organisasi dalam mengelola risiko, bukan hanya sebagian.
- Identifikasi dan analisis risiko dengan cara yang sistematis.
- Jadilah proaktif dalam mengelola risiko, bukan reaktif.
- Lakukan manajemen risiko secara terus-menerus.
- Pahami dan pertimbangkan seluruh konsekuensi dari suatu risiko.
- Dokumentasikan dan komunikasikan hasil manajemen risiko dengan semua pihak yang terkait.
Kerangka Kerja Manajemen Risiko

Kerangka Kerja Manajemen Risiko Berdasarkan Iso 31000 Meliputi Enam Tahap, Yaitu:
Tahap 1: Mengerti organisasi dan lingkungannya
Pada tahap ini, para pengelola risiko harus memahami organisasi dan lingkungannya, termasuk struktur, proses, dan kulturnya. Hal ini dilakukan untuk membantu dalam mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul.
Tahap 2: Mengerti tujuan organisasi
Pada tahap ini, para pengelola risiko harus memahami tujuan organisasi, termasuk apa yang ingin dicapai dan bagaimana hal itu bisa tercapai. Hal ini dilakukan untuk membantu dalam mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul.
Tahap 3: Identifikasi risiko

Pada tahap ini, para pengelola risiko harus mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul, baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi. Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui brainstorming atau menggunakan peta risiko. Proses ini melibatkan identifikasi sumber risiko, mempelajari potensi risiko, dan menentukan risiko yang akan ditangani. Identifikasi risiko dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, seperti analisis SWOT, analisis Delphi, dan lain-lain.
Tahap 4: Analisis risiko
Pada tahap ini, para pengelola risiko harus menganalisis risiko yang telah diidentifikasi, untuk menentukan apakah risiko itu perlu ditangani atau tidak. Analisis risiko meliputi menentukan ukuran risiko, probabilitas terjadinya risiko, dan dampak yang mungkin timbul dari risiko.
Tahap 5: Pengelolaan risiko
Pada tahap ini, para pengelola risiko harus menentukan bagaimana risiko akan ditangani. Pengelolaan risiko meliputi menentukan strategi untuk mengurangi atau mengendalikan risiko, seperti dengan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi probabilitas terjadinya risiko atau mengurangi dampak yang mungkin timbul dari risiko.
Tahap 6: Evaluasi dan pemantauan
Pada tahap ini, para pengelola risiko harus melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap hasil manajemen risiko. Evaluasi dan pemantauan dilakukan untuk memastikan bahwa strategi manajemen risiko yang telah ditetapkan berjalan dengan efektif, dan untuk mengidentifikasi risiko baru yang mungkin timbul.
Konsultan Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000
Perusahaan kami menyediakan jasa konsultan manajemen risiko yang berpengalaman dan kompeten, sehingga perusahaan dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul. Konsultan kami juga dapat memberikan dukungan teknis dalam implementasi program manajemen risiko, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efektivitas program tersebut.
Konsultan manajemen dapat melakukan berbagai macam pekerjaan untuk membantu perusahaan dalam mengelola risiko. Mereka dapat melakukan analisis risiko, membantu dalam pengembangan strategi manajemen risiko, dan memberikan rekomendasi tentang bagaimana perusahaan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko tertentu. Konsultan juga dapat membantu dalam pelatihan dan pembinaan karyawan, serta memberikan dukungan teknis dalam implementasi program manajemen risiko. Biaya untuk konsultan manajemen risiko bervariasi, tergantung pada jenis dan luas pekerjaan yang akan dilakukan.
Menggunakan jasa konsultan manajemen risiko dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi perusahaan. Konsultan dapat memberikan rekomendasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul. Konsultan juga dapat memberikan dukungan teknis dalam implementasi program manajemen risiko, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efektivitas program tersebut.





