Business Continuity Planning

Perencanaan kelangsungan bisnis (BCP) adalah proses yang terlibat dalam menciptakan sistem pencegahan dan pemulihan dari potensi ancaman terhadap perusahaan. Rencana tersebut memastikan bahwa personel dan aset terlindungi dan dapat berfungsi dengan cepat jika terjadi bencana.

Perencanaan kelangsungan bisnis (BCP) juga dapat diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan risiko operasional perusahaan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi ancaman yang paling berpotensi mengganggu operasi perusahaan, dan memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi yang efektif untuk mengatasinya.

Apa yang dimaksud Perencanaan Kelangsungan Bisnis (BCP)?

Perencanaan kelangsungan bisnis (BCP) melibatkan sejumlah besar informasi dan data. Banyak organisasi menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengelola dan menyimpan data ini.

Data yang perlu disertakan dalam perencanaan kelangsungan bisnis (BCP) meliputi:

  • Data aset: Daftar aset perusahaan, termasuk lokasi, nilai, dan fungsi.
  • Data personil: Informasi tentang pegawai, termasuk jabatan, keterampilan, dan lokasi.
  • Data komunikasi: Informasi tentang sistem komunikasi perusahaan, termasuk telepon, email, dan media sosial.
  • Data operasional: Informasi tentang operasi perusahaan, termasuk rutinitas harian, prosedur, dan target.
  • Data keuangan: Informasi keuangan perusahaan, termasuk anggaran, laba/rugi, dan laporan keuangan.
  • Data pemasok: Informasi tentang pemasok perusahaan, termasuk kontak, alamat, dan waktu pengiriman.
  • Data pelanggan: Informasi tentang pelanggan perusahaan, termasuk kontak, alamat, dan preferensi.
  • Data hukum: Informasi hukum yang berlaku untuk perusahaan, termasuk kontrak, lisensi, dan peraturan.
Baca juga:   Konsultan Strategi Bisnis dengan Analisa SWOT

Perencanaan kelangsungan bisnis (BCP) juga dapat mencakup informasi tentang ancaman yang mungkin mengganggu operasi perusahaan, seperti bencana alam, kerusuhan, atau ancaman kriminal.

Perencanaan kelangsungan bisnis (BCP) harus diperbarui secara regular untuk mengakomodasi perubahan dalam operasi perusahaan. Selain itu, BCP harus ditinjau secara berkala untuk mengidentifikasi ancaman yang paling berpotensi mengganggu operasi perusahaan.

Tujuan dan Ruang Lingkup Business Continuity Plan (BCP)

Tujuan BCP adalah untuk mengidentifikasi ancaman yang paling berpotensi mengganggu operasi perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi yang efektif untuk mengatasinya. Rencana kelangsungan bisnis (BCP) harus ditinjau secara berkala untuk mengidentifikasi ancaman yang paling berpotensi mengganggu operasi perusahaan. Selain itu, BCP harus ditinjau secara berkala untuk mengidentifikasi kelemahan dalam operasi perusahaan yang dapat dimanfaatkan oleh ancaman.

BCP juga dapat diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan risiko operasional perusahaan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi ancaman yang paling berpotensi mengganggu operasi perusahaan, dan memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi yang efektif untuk mengatasinya. BCP harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan dan skala operasi. BCP yang berfokus pada operasi perusahaan yang lebih kecil dan sederhana akan berbeda dengan BCP yang ditujukan untuk perusahaan yang lebih besar dan kompleks.

BCP juga harus disesuaikan dengan ancaman yang paling berpotensi mengganggu operasi perusahaan. BCP untuk ancaman bencana alam akan berbeda dengan BCP untuk ancaman kriminal.

Baca juga:   Konsultan Perancangan & Pengembangan Manajemen Organisasi

Skema Pengelolaan Business Continuity Plan (BCP)

Skema pengelolaan BCP harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan dan skala operasi. BCP yang berfokus pada operasi perusahaan yang lebih kecil dan sederhana akan berbeda dengan BCP yang ditujukan untuk perusahaan yang lebih besar dan kompleks.

BCP juga harus disesuaikan dengan ancaman yang paling berpotensi mengganggu operasi perusahaan. BCP untuk ancaman bencana alam akan berbeda dengan BCP untuk ancaman kriminal.

Langkah Melakukan Business Continuity Plan (BCP)

Berikut ini adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan BCP:

1. Identifikasi ancaman

BCP harus dimulai dengan mengidentifikasi ancaman yang paling berpotensi mengganggu operasi perusahaan. Ancaman yang perlu diidentifikasi adalah:

  • Ancaman bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan badai.
  • Ancaman kriminal seperti pencurian, perampokan, dan sabotase.
  • Ancaman teknologi seperti kebocoran data, virus komputer, dan gangguan sistem.
  • Ancaman politik seperti kerusuhan, demonstrasi, dan terorisme.

2. Identifikasi tujuan

Setelah ancaman teridentifikasi, perusahaan harus menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan BCP. Tujuan BCP adalah untuk memastikan bahwa operasi perusahaan dapat berjalan sebagaimana semestinya meskipun terjadi gangguan.

3. Identifikasi kebutuhan

Setelah tujuan ditetapkan, perusahaan harus menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Kebutuhan yang harus dipenuhi adalah:

  • Kebutuhan akan sumber daya manusia, peralatan, dan infrastruktur.
  • Kebutuhan akan dokumen dan informasi.
  • Kebutuhan akan dana dan modal.
Baca juga:   Konsultan Pembuatan Business Plan (Rencana Bisnis)

4. Identifikasi risiko

Setelah kebutuhan ditetapkan, perusahaan harus mengidentifikasi risiko yang ada dan menentukan strategi untuk mengatasinya. Risiko yang perlu diidentifikasi adalah:

  • Risiko bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan badai.
  • Risiko kriminal seperti pencurian, perampokan, dan sabotase.
  • Risiko teknologi seperti kebocoran data, virus komputer, dan gangguan sistem.
  • Risiko politik seperti kerusuhan, demonstrasi, dan terorisme.

5. Identifikasi solusi

Setelah risiko teridentifikasi, perusahaan harus menentukan solusi yang akan diterapkan untuk mengatasinya. Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi risiko adalah:

  • Menyiapkan cadangan sumber daya manusia, peralatan, dan infrastruktur.
  • Menyiapkan cadangan dokumen dan informasi.
  • Menyiapkan cadangan dana dan modal.

6. Implementasi BCP

Setelah solusi ditetapkan, perusahaan harus mengimplementasikan BCP dengan menyiapkan personel, peralatan, dan dokumen yang diperlukan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam implementasi BCP adalah:

  • Menyiapkan tim BCP yang akan bertanggung jawab untuk melakukan BCP.
  • Menyiapkan peralatan dan infrastruktur yang diperlukan untuk melakukan BCP.
  • Menyiapkan dokumen dan informasi yang diperlukan untuk melakukan BCP.
  • Menyiapkan dana dan modal yang diperlukan untuk melakukan BCP.

7. Evaluasi BCP

Setelah BCP diimplementasikan, perusahaan harus mengevaluasi hasilnya dan membuat perubahan yang diperlukan. Evaluasi BCP harus dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa BCP dapat berjalan dengan baik.